Jumat, 16 September 2011

Jumat Sehat Sentosa

Hari Jum'at kali ini saya tidak berkutik karena perut saya kembung tapi tidak bisa dikeluarkan isinya. Entah apa yang salah dengan makanan saya makan malam sebelumnya, namun saya yakin bahwa ada yang salah dengan perilaku saya.

Seperti yang diketahui saudara-saudara semua, bahwa desain alam ini sungguh sempurna. Sampai hal sekecil apapun desainnya sangat cermat. Di dalam tubuh manusia yang hanya kecil ini, isinya macam-macam. Sistem pencernaan yang dimulai dari mulut melewati tenggorokan, di lambung diolah menjadi bahan siap cerna, di usus makanan diserap dan disalurkan ke seluruh bagian tubuh, sedangkan sisanya terus menuju anus. Di situlah rupanya kesalahan saya teridentifikasi. Saya minum sedikit kopi dan segelas es jeruk. Asam kopi dan jeruk sangat berimbas pada lambung saya.
Tidak serta merta lambung itu menjadi asam karena kopi dan jeruk, tapi sebab utamanya adalah pada dasarnya lambung saya yang lemah. Sudah sejak tujuh tahun lalu ketika waktunya mencoba berpuasa, dan pada hari kelima perut saya tidak bisa diajak berkompromi. Setiap jam perut rasanya mulas pengen mengeluarkan tai. Namun setiap kali ditongkrongkan, tai itu tidak keluar lancar. Yang keluar adalah gelondongan kecil berwarna hitam dan berbau tajam. Kecil-kecil seperti tai kambing. Ini tai yang tidak biasa. Saya coba konsultasikan ke dokter tentang kelainan itu. Dokter bilang itulah sakit mag yang akut. Saya diperiksa dengan mesin teropong dan dinyatakan ada luka di lambung saya. Saya dilarang berpuasa. (Dasar tukang ngeyel, dilarang berpuasa malah nyolong-nyolong puasa. dulu itu...)
Itulah sebabnya ketika ada zat yang kuat kadar asamnya masuk ke lambung, langsung saja bereaksi. Perut terasa penuh dengan gas. Gas itu menekan bagian perut yang lain sehingga terasa sesak dan tidak nyaman. Gas itu biasanya bisa saya keluarkan lewat kentut, jarang sekali bisa keluar lewat mulut atau sendawa. Saya sempet berseloroh dengan teman-teman yang suka bersendawa, "mulutmu seperti anusku sebab gas dari dalam perut kalau di kasusmu keluar lewat mulut, tapi tidak dengan gasku, maunya keluar lewat anus."
Jika asam itu terlalu banyak dan tubuh saya tidak kuat, maka yang terjadi adalah tai yang menggupal kecil-kecil dan berwarna lebih gelap. Dalam keadaan seperti itu, hampir setiap jam perut mulas sekali berasa ingin ke belakang. Hari jum'at ini berulang lagi. Perut kembung dan berasa mulas dan begitu terus sampai jam sebelas. Maka saya putuskan berhenti beraktifitas, menggeletak di kursi di depan sanggar. Saking enaknya beristirahat, saya tidur dan mengorok. Setengah jam tertidur dan bangun dalam keadaan segar bugar.
Kok, bisa secepat itu pulih? Ini rahasianya....
Waktu saya putuskan untuk tiduran, saya bayangkan keadaan saya setelah bangun nanti akan lebih segar. Tubuh saya harus lebih kuat, asam lambung segera normal dan saya sangat berharap semua pekerjaan lancar hari ini. Berhasil. Semangat dan harapan saya sesaat sebelum tidur itu sungguh membantu. Saya semakin percaya dengan keyakinan dan proyeksi diri.
Demikian juga dengan kehidupan tingkat yang lebih tinggi, semangat dan harapan yang diproyeksikan dengan sangat kuat akan membuat impian itu menjadi kenyataan. Contohnya begini, di suatu pagi, saya proyeksikan sejumlah pekerjaan yang sangat berbaur jenisnya yang sangat mendesak untuk dilakukan. Kemudian saya tidur sekitar 10 menit dan bangun dengan semangat yang lebih tinggi daripada sebelum tidur. Mengenai bagaimana proyeksi itu bisa kita lakukan, tunggu edisi 'how to'...
Terimakasih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar