Rencana yang disusun hari sebelumnya kelihatan rapi dan menarik untuk segera dikerjakan. Namun, ternyata ada yang belum bisa diselesaikan, perut. Masalah ini selalu menjadi hal yang kurang bisa disyukuri.... aduh.... mengapa pula harus mengeluh... sebabnya adalah, setelah perut yang tidak berkompromi, tentu diikuti oleh dubur yang panas atau berdarah.... aduh....
Hari Minggu kemaren berencana membongkar sepeda motor, bukan MOTOROLA, lho. Dibersihkan biar mengkilap, dan yang paling penting, bisa jalan lagi... GAGAL. Dubur panas dan perut melilit tidak mengijinkan diajak merunduk dan mengambil peralatan, apalagi berjongkok di samping motor.
Selanjutnya adalah meneruskan finishing laporan. Laporan penelitian tentang kuburan ini sebenarnya mudah sekali. yang sangat sulit adalah membuat laporan pembelanjaan. Ada yang harus dimanipulasi di sana dan di sini. Banyak pembelanjaan yang tidak disertai nota. Iya, betul. Masak beli kembang setaman di dekat kuburan harus minta nota? Solusinya adalah menyiapkan lembaran pembayaran langsung yang biasa di sepakati oleh bendahara. Bentuknya selembar kertas dengan diisi keterangan pembayaran untuk jasa atau barang apa, ditandatangani oleh yang menyediakan jasa. Sudah begitu saja. Hei... tidak semua penjual kembang bisa nulis, tahu! Hehehehe... ya, sudahlah, diisi sendiri saja. Dibilang manipulasi, ya, okelah... Yang penting saya ikhlas.
Rencana penyelesaian laporan itu cuma berhasil di angan-angan. Lagi-lagi perut yang disalahkan. Untuk duduk di depan komputer, di kursi empuk sekalipun, dubur ini tetep terasa sakit. Maka saya berinisiatif, laporan itu saya tulis dulu di lembar kertas, sambil saya tiduran tengkurap dan nyaman. Memang akhirnya hanya selesai setengahnya, tapi sudah cukup bagi pesakitan macam saya ini.
Kisah selanjutnya di postingan berikutnya, ya... Saya mau ke belakang dulu....
Terima kasih...
Senin, 19 September 2011
Berburu Waktu di Hari Minggu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar